Siapa Marc Steinmeyer? Mari Berkenalan

Foto Marc Steinmeyer


Indonesia dengan segala tempat pariwisata yang eksotik telah menarik banyak wisatawan. Baik wisatawan mancanegara maupun lokal. Seiring banyaknya destinasi wisata, perkembangan hotel pun berkembang pesat. Indonesia pun menjadi tempat menarik untuk berinvestasi. Marc Steinmeyer salah satunya.

Seorang entrepeneur asal Perancis yang meyakini bahwa Indonesia adalah tempat yang coco untuk berinvestasi. Sekitar tahun 1998 Indonesia sedang mengalami krisis dan dampaknya masih dirasakan dua hingga tiga tahun setelahnya. Banyak investor yang meninggalkan Indonesia atau pun enggan berinvestasi di Indonesia.

Namun pria bernama lengkap Marc Armand Georges Steinmeyer tidak ragu untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Dua tahun setelah krisis, tepatnya pada bulan Oktober 2000, ia mendirikan PT Tauzia Business Development, sebuah perusahaan yang bergerak di industri perhotelan dan rekreasi. Dia menjadikan Indonesia sebagai pusat perusahaannya. Dia tidak berpikir untuk berinvestasi di China, India, dan Thailand.

Pria kelahiran Marseille, Perancis, 62 tahun lalu ini memulai karirnya di bidang perhotelan sebagai konsultan hotel dan tourism untuk negara Nicaragua setelah selesai menempuh pendidikan di Glion International School of Hotel & Tourism, Swiss.

Selama lebih dari dua dekade bekerja dalam industri perhotelan dan tourism, dia telah berkelana ke berbagai negara di Asia dan banyak memegang jabatan penting. Di antara tahun 1993 hingga 1998, dia menjabat sebagai chief executive di Singapura, Malaysia, dan Indonesia di lebih dari 30 hotel Softel, Novotel, Mercure, dan Ibis.

Puncak karir Marc Steinmeyer adalah sebagai wakil presiden regional Accor Asia. Namun ia mengundurkan diri. Alasannya sederhana. Ia hanya ingin membangun usaha sendiri, menjadi seorang entrepeneur. Ia juga beranggapan bahwa selama masih bekerja di sebuah perusahaan maka akan sulit menjadi entrepeneur.
“Saya ingin bebas, bebas untuk membuat dan melakukan apa yang saya percaya, untuk membuat konsep, ide, dan pekerjaan yang dapat mengubah kehidupan banyak orang”, demikian kata Marc.

Berdasarkan prinsip tersebut, ia pun mendirikan PT Tauzia Business Development di Indonesia. Alasan ia memilih Indonesia karena ia merasa sudah mengenal Indonesia, masyarakatnya, dan budayanya. Selain itu, ia juga menyukai tinggal di Indonesia.

Mulai Berwirausaha

Pria penggemar traveling ini juga menambahkan bahwa Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam bisnis properti. Pada akhirnya, di bulan Agustus 2001, bersama pengusaha Indonesia, Boy Gozali, PT Tauzia Hotel Management lahir. Perusahaan ini mengelola sejumlah hotel dengan merk Harris Hotel dan Pop! Hotel. Namun dalam rentang tahun 2001 – 2006, ia masih menjadi konsultan Accor Indonesia. 

Lalu mengapa ia menamakannya Tauzia ? Ia menjelaskan nama Tauzia ia ambil dari sebuah pohon Oak yang tumbuh di tempat tinggalnya di Perancis. Kata Tauzia yang berasal dari bahasa Arab yang berari bijaksana, maka ia pun berharap perusahaannya akan bertahan lama. Ia berpendapat jika seorang pebisnis adalah seorang pengembang yang baik, terorganisir, dan memiliki mitra yang baik maka hanya dibutuhkan sekitar 18 hingga 24 bulan agar bisnis berjalan lancar.

Dua tahun setelah mendirikan PT Tauzia Hotel Management, Hotel Harris Tuban beroperasi. Ia menamakan Harris karena ia menganggap kata “Harris” mudah dikenal dan diucapkan oleh orang Indonesia dan orang asing, misalnya Perancis. Dengan konsep unik, sederhana, dan ramah, Hotel Harris menargetkan kaum menengah Asia. Hotel Harris merupakan sebuah budget hotel (hotel berbiaya murah) namun Marc Steinmeyer berkata bahwa ini lebih dari sekadar hotel berbintang empat. Hotel yang bergaya minimalis, kebersihan, kehangatan dan modern kini menjadi tren di Indonesia.

hotel harris


Selain mengelola Hotel Harris, PT Tauzia Hotel Management juga mengelola hotel dengan berbagai merk, diantaranya Yello Hotels, Pop! Hotels, dan Preference Hotels yang merupakan hotel berbintang lima. Selain hotel, perusahaan ini juga mengelola beberapa properti dimana salah satunya kondominium.  Perusahaan ini berencana melakukan ekspansi besar-besaran. Hingga tahun 2015, ada diperkirakan ada penambahan 80 hotel yang terdiri dari lebih dari 13.000 kamar. 

Meski Marc Steinmeyer bersikap konservatif namun ia menargetkan antara lima hingga 10 hotel akan dibangun setiap tahun dan diharapkan di setiap kota besar Indonesia akan memiliki Hotel Harris atau Pop!. Hingga tahun 2012 diperkirakan sudah tersedia 70 hingga 80 hotel. “Kualitas lebih penting daripada kuantitas”, demikian kata Steinmeyer. 

Kini banyak hotel yang meniru konsep Hotel Harris dimana bergaya minimalis dan modern. Namun ia tak khawatir karena hanya dengan konsistensi maka merk-merk hotel yang merupakan bagian dari PT Tauzia Hotel Management tetap akan dikenal masyarakat.

Dengan prinsip tetap memenuhi kebutuhan pasar, Hotel Harris dan Pop! Tetap akan dikembangkan. Marc Steinmeyer pun berencana berekspansi ke luar Indonesia dengan merk-merk ini.

Marc Steinmeyer adalah seorang entrepeneur yang mendirikan perusahan PT Tauzia, perusahaan yang mengelola Harris Hotels, Pop Hotels & Preference Hotels.

No comments

Powered by Blogger.