Tauzia Hotel Management Dan Perkembangan Bisnisnya


Eknonomi Indonesia sedang tumbuh. Meski pada tahun 1998 Indonesia terkena krisis namun tidak mengurangi minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Salah satunya Marc Steinmeyer, seorang entrepeneur asal Perancis, yang berinvestasi di bidang perhotelan dan resor. Ada beberapa negara Asia seperti China, India, dan Malaysia yang bersaing dengan Indonesia dalam hal pariwisata. Namun pada akhirnya Marc Steinmeyer menjatuhkan pilihan pada Indonesia karena beberapa pertimbangan.

Selain faktor ekonomi dan birokrasi, Marc memilih Indonesia karena kedekatannya dengan kultur budaya dan masyarakat Indonesia. Indonesia yang terkenal dengan berbagai tempat wisata menarik memang menjadi lahan potensial menarik untuk berinvestasi.

Tiga tahun setelah krisis ekonomi 1998 menerjang negara-negara di Indonesia, belum banyak investor asing yang berani menanamkan modalnya di Indonesia.  Namun Marc Steinmeyer berpandangan lain. Ia memiliki pandangan bahwa Indonesia akan memiliki perekonomian yang cukup stabil di masa depan, oleh karena itu ia tidak ragu berinvestasi di Indonesia. Pada tahun 2001, PT Tauzia Hotel Management berdiri.

Pada tahun 2003 hotel pertama dari PT Tauzia, Hotel Harris, berdiri. Hotel Harris berdiri dengan konsep unik yang di waktunya belum tersedia. Hotel ini memberikan layanan layaknya hotel bintang lima namun dengan biaya yang lebih terjangkau.

Dengan kesuksesan Hotel Harris, PT Tauzia mulai mengembangkan merk Hotel Harris ke seluruh Indonesia. Hotel Harris memang telah berdiri hampir di seluruh Indonesia namun Marc Steinmeyer berpikir masih ada potensi pasar besar untuk hotel berbiaya ekonomis. Oleh karena itu, PT Tauzia mulai mendirikan Hotel Pop!. Bila Hotel Harris merupakan hotel berbintang empat maka Hotel Pop! adalah hotel berbiaya ekonomis.

Perkembangan Hotel-Hotel PT Tauzia Hotel Management

pop hotel

 

Maka pada tahun 2012, Hotel Yello secara resmi diluncurkan untuk mengisi kekosongan di antara Hotel Harris dan Hotel Pop!. Hotel Harris merupakan hotel untuk skala menengah; Hotel Pop! untuk segmen anggaran; dan Hotel Yello untuk segmen ekonomi.

Dengan menargetkan yang berusia di bawah 30 tahun dan sebagian besar penduduk Indonesia ketagihan teknologi maka hotel ini akan memfokuskan hal ini. Marc Steinmeyer menyebutnya hotel untuk para netizen. Sejalan dengan konsep ini maka Hotel Yello menyediakan NetZone, Chill Spot, Gaming Station dan Wall of Expression sebagai sarana mengekspesikan diri, bersenang-senang dan saling terkoneksi selama menginap di hotel.

Selain mengelola hotel, PT Tauzia Hotel Management juga mengelola sejumlah properti. Menyusul kesuksesan Hotel Harris, ada banyak bermunculan merk hotel lain dengan konsep sama. Tren seperti ini diperkirakan masih akan tumbuh namun tidak sepesat 5-6 tahun terakhir.

Menurut Marc Steinmeyer, pasar masih akan tumbuh, tetapi para pemilik atau pengembang tetap mempertimbangkan seberapa cepat investasi akan menghasilkan laba (Return of Investment / ROI). Pengembang akan mempertimbangkan harga tanah yang semakin mahal, biaya yang meningkat sehingga akan mempengaruhi ROI.
konsep Hotel Harris


Dengan konsep Hotel Harris yang banyak disukai namun Harris juga memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kesadaran tentang hidup sehat untuk semua pelanggan mereka. Karena Hotel Harris lahir di Indonesia maka mereka juga tidak lupa mempromosikan seni budaya Indonesia. Bila dalam Harris difokuskan pada fotografi maka di Yello berfokus pada seni jalanan dengan menyediakan platform bagi seniman agar karya mereka dapat dilihat semua orang.

Marc Steinmeyer memiliki misi untuk mengekspansi merk yang lahir di Indonesia ini ke luar negeri. Ia memang berasal dari Perancis namun merk sepert Harris atau pun Pop! lahir di Indonesia. Oleh karena itu, ia ingin menjadi orang pertama yang “mengekspor” merk asal Indonesia.



No comments

Powered by Blogger.